Pages

Friday, February 28, 2014

Cerpen #1 = Awan Putih dan Awan Hitam

Awan Putih dan Awan Hitam 

Oleh : Orin 







    Ada sebuah awan putih. Nama awan putih itu Putih. Putih suka berteman, dan suka mengembara. Putih menikmati hidupnya sebagai awan putih pembawa hujan. Memang sih, warnanya putih, tetapi, tetaplah, membawa hujan. 

    Suatu hari, saat mengembara, Putih bertemu dengan sebuah awan hitam. Awan hitam itu terlihat seperti pemarah dan suka menyendiri. Putih pun menyapanya, "Halo! Siapa namamu?", tanya Putih dengan nada ramah. 

    Awan hitam hanya menengok Putih. Dan, diapun pergi. Putih merasa tidak nyaman dicuekin seperti begitu. Putih pun mengikuti awan hitam. 

    "Hai, aku sudah tanya, siapa namamu?",  tanya putih lagi. Awan hitam itupun kali ini menjawab. Tetapi, jawabannya bukan yang diharapkan Putih. 

    "Namaku Hitam. Sudah, pergi sana!", jawab Hitam marah. Putih pun sedih mendengar jawabannya. Tetapi, Putih tidak menyerah menjadi temannya. Dia berpikir untuk membuat Hitam ceria. 
    
   "Maaf, tetapi, mengapa kamu sangat galak?", tanya Putih. "Bukan urusanmu!", jawab Hitam. Putih sedih. Putih kecewa. Akhirnya dia merencanakan untuk membujuk Hitam lagi. 

    "Maaf ya, tetapi, kapan kamu ulang tahun?" tanya Putih. Kali ini Putih mengharapkan jawaban yang baik. "SUDAH KUBILANG, PERGI SANA!" kata Hitam, kali ini sangat galak. 

    Putih pun takut. Dia pun pergi, tetapi tidak begitu jauh. Dalam hati, Putih bergumam ,  Apa salahku? Setiap kali aku mengembara, aku tidak pernah bertemu dengan awan segalak ini. Namanya memang cocok untuk sikapnya! 

    Lama-kelamaan, Putih menurunkan hujan. Begitu pun dengan Hitam. Hitam pun bilang, "Maaf ya, aku memarahimu," kata Hitam sedih. 

    "Iya, aku maafkan. Tetapi, mengapa kamu begitu galak?", tanya Putih. Hitam pun mulai menangis. "Aku hanya awan pembawa hujan dan petir. Semua orang membenciku!" kata Hitam dengan nada menangis. Putih pun kasihan. 

    "Oh… Tidak kok. Aku tidak 'benci' kamu. Tidak semua awan sempurna, bukan?" tanya Putih. Hitam pun melihatnya dengan mata berlinang-linang. Mereka pun sekarang berteman dan bahagia. 


TAMAT